Skip to main content

BERBISNIS YANG SUNGGUH-SUNGGUH

 *BERBISNIS YANG SUNGGUH-SUNGGUH*

-

*Ahmad DS, Kyai Marketing*

-

Banyak orang ingin sukses tapi jarang orang yang  serius dan bersungguh-sungguh  mengejar kesuksesan. 

-

Karena bersungguh-sungguh itu tidak enak. 

-

Berbisnis bersungguh-sungguh berarti meminimalkan wacana gagasan narasi dan memaksimalkan eksekusi dan detail. 

-

Berbisnis bersungguh-sungguh berarti juga mau berjibaku ke dalam proses bisnis tidak hanya melihat bisnis dari jauh. 

-

Berbisnis bersungguh-sungguh berarti juga mempunyai ide yang cemerlang untuk merumuskan strategi yang tepat,  tidak sembrono dan terburu-buru. 

-

Berbisnis bersungguh-sungguh berarti juga sabar menata pondasi perusahaan. Tahu kapan harus ekspansi dan tahu kapan harus berhenti ekspansi karena pondasinya belum memungkinkan untuk ekspansi. 

-

Berbisnis bersungguh-sungguh berarti juga mampu menjadi pemimpin yang visible,  terlihat memikat bagi seluruh anak buahnya.  Bukan hanya pemimpin yang terasa jauh.  Pemimpin yang bisa hadir dalam bisnis bisa dilihat fisiknya bisa dirasakan kecerdasannya dan bisa dicontoh kerja kerasnya. 

-

Berbisnis bersungguh-sungguh berarti juga mau susah payah melakukan supervisi dan kontrol sehingga tak ada satu rupiah pun yang lolos dari pengamatannya.  Tak membiarkan tikus-tikus kantor berpesta pora. Tepat mengontrol pengeluaran dan cepat dalam mengoleksi pendapatan. 

-

Berbisnis bersungguh-sungguh berarti juga menata perusahaannya secara legal dengan baik melakukan mitigasi risiko seminimal mungkin terjerat permasalahan hukum,  pajak dan sosial.  Membentengi dirinya berlapis-lapis dari serangan berbagai macam risiko dan menyiapkan exit strateginya dengan matang.

-

Berbisnis bersungguh-sungguh berarti juga menata jaringan pengaruh, the influence zone, karena bisnis yang akan semakin membesar membutuhkan support system yang kuat, membutuhkan kedekatan dan previlege dari para pemangku kepentingan. 

-

Lebih jauh tentang itu semuanya bermula dari keseriusan berpikir bertindak serta mengalokasikan waktu total untuk mengelola bisnis yang dia percayai akan membawa ke puncak kejayaan. 

-

Kita biasanya tidak berbisnis dengan bersungguh-sungguh karena masih ada sepenggal- dua penggal keraguan di hati bahwa bisnis yang kita lakukan layak untuk diperjuangkan

-

Kita konsentrasi dan fokus saja belum tentu sukses. Apalagi kita tidak konsentrasi dan tidak fokus serta tidak bersungguh-sungguh. 

-

Terus berjuang!  Salam Istiqomah

Kyai Marketing.


Ada hubungan sempurna antara *Kerja- Melayani dan UANG*

Orang yang bekerja dengan melayani sepenuh hati dan bersungguh-sungguh pasti akan dapat UANG

Sebaliknya orang yang bekerja untuk mendapatkan uang belum pasti dapat uang..

Kalau begitu bagaimana jika kita langsung saja di dalam pola pikir kita KERJA ADALAH MELAYANI BERSUNGGUH2.

Nggak usah mikirin uang atau gaji karena itu faktor yang sudah pasti terjamin jika kita kerja adalah melayani

Niscaya *otomatis uang akan mengejar anda*

Jangan itung-itungan waktu Jangan itung-itungan tenaga dengan orang yang perlu kita layani dalam bekerja

Comments

Popular posts from this blog

Perjalanan menuju Bali, 5 Juni 2023

  Berikut ini adalah dokumentasi aku dan keluarga kecilku melakukan perjalanan ke Pulau Bali untuk jaga warung Madura yang berada di Jl. Wayan Gebyag Ds. dalung Kec. Kuta Utara Kab. Badung.  Saat itu aku berangkat pada hari Senin, 5 Juni 2023. ini pengalamanku pertama untuk jaga warung Madura di Bali. Saat itu aku hanya bertahan 4 bulan mulai bulan Juni Sampai Oktober. Penyebab aku harus pulang  dikarenakan kakek istriku meninggal dunia. 
15 Common Errors In English 200 Common Errors in English Course These common errors in English are made by students of all levels, from beginner to advanced. Here are some quick explanations and tips about how to avoid 15 common English mistakes. “Everybody Are Happy.” Words like  everybody, somebody, anybody, nobody  are actually singular, not plural. Even though “everybody” refers to a lot of people, it takes the singular verb – so the correct sentence is  “Everybody is happy.” “I’ll Explain You The Problem.” In this sentence, there are two objects – the direct object (the problem) and the indirect object (you). After  explain,  we need to use  to  before the indirect object – the person to whom we are doing the explaining. Also, it’s more common to put the direct object first, so the correct sentence is  “I’ll explain the problem to you.” “I Have The Possibility To Study In Canada Next Year.” With “have,” we use  opportunity,  not possibility – so the

Menuju Kelapa Dua Tangerang

  Berikut ini adalah dokumentasi perjalananku menuju Kec. Kelapa Dua Kab. Tangerang untuk kerja jaga warung Madura